MAKALAH TENTANG
ILMUWAN
“Johann Carl Friedrich
Gauss”
DISUSUN OLEH:
NIM : 1503407003
PRODI : MATEMATIKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Johann Carl Friedrich
Gauss (juga dieja Gauss)
adalah seorang ahli Matematika dan Fisika yang berasal dari Jerman. Dia lahir
pada 30 April 1777 di Braunschweig (Brunswick) di Kadipaten
Braunschweig-Wolfenbuttel, sekarang bagian dari Lower Saxony, Jerman sebagai
anak miskin kelas pekerja orang tua. Ia beragama Kristen
dan ditetapkan dalam suatu gereja dekat sekolah. (Dpramiesti, 2013).
Memang ibunya buta huruf dan tidak
pernah mencatat tanggal kelahirannya, mengingat hanya itu dia lahir pada hari
Rabu delapan hari sebelum pesta Kenaikan, yang itu sendiri terjadi 40 hari
setelah Paskah.
Ayahnya adalah seorang pecinta kerja buruh yang sangat keras kepala dan
tidak percaya pada pendidikan formal, yang melakukan segala sesuatunya yang dia
bisa untuk mencegah Gauss pergi ke sekolah, meskipun ibunya tidak memiliki
pendidikan yang baik, namun Gauss dalam studinya selalu membuat bangga orang
tuanya, dia selalu membuat prestasi sampai hari kematianya di usia 97 tahun.
Carl Friedrich Gauss adalah
matematikawan, astronom, dan fisikawan Jerman yang memberikan beragam
kontribusi termasuk teori bilangan aljabar, statistic, analisis, geometri
deferensial, geodesi, geofisika, elektrostatika, astronomi, dan optik. (Fathurrohman, 2014).
Carl Friedrich Gauss sering disebut juga
‘Princeps Mathematicorum’atau Pangerannya Matematika. Dia juga adalah bagian penting dalam sejarah kemajuan matematika
di dunia. Dia pernah bilang bahwa matematika adalah ‘Ratunya Ilmu Pengetahuan’.
Banyak cerita mengenai kemampuannya memecahkan hal-hal yang dipecahkan saat dia
masih kecil. Saat umurnya belum genap 3 tahun, ia telah mampu mengoreksi
kesalahan daftar gaji tukang batu ayahnya. Ia mengoreksi secara mental dan
tanpa kesalahan kalkulasinya.
Menurut sebuah cerita, pada umur 10
tahun, ia membuat gurunya terkagum-kagum dengan memberikan rumus untuk
menghitung jumlah suatu deret aritmatika berupa penghitungan deret
1+2+3+...+100.
Meski cerita ini hampir sepenuhnya
benar, soal yang diberikan gurunya sebenarnya lebih sulit dari itu. Sebagai
salah satu matematikawan terbesar sepanjang masa, selain Archimedes dan Isaac
Newton, Gauss melakukan penelitiannya di observatorium astronomi di Gottingen,
kota kecil di jantung jerman.
Gauss memberikan beragam kontribusi yang
variatif pada bidang matematika. Bidang analisis dan geometri mengandung banyak
sekali sumbangan-sumbangan pikiran Gauss, ide geometri non Euclidis ia garap
pada tahun 1797. Tahun 1799 menyumbangkan tesis doktornya mengenai Teorema
Dasar Aljabar. Pada tahun 1800 berhasil menciptakan metode kuadrat terkecil .
Dan pada tahun 1801 berhasil menjawab pertanyaan yang berusia 2000 tahun dengan
membuat polygon 17 sisi memakai penggaris dan kompas. Di tahun ini juga
menerbitkan Disquisitiones Arithmeticae, sebuah karya klasik tentang teori
bilangan yang paling berpengaruh sepanjang masa. Gauss menghabiskan hampir
seluruh hidupnya di Gottingen.
Pada tahun 1855, Gauss meninggal di
Gottingen, dan dikubur di Albanifriedhof. 2 orang memberikan pidato
pemakamannya, yang pertama adalah anak angkatnya, Heinrich Edward, dan wolfgang
Sartorius von Walterhausen, dimana dia adalah teman dekat Gauss dan seorang penulis
biografi. Otaknya disimpan dan dipelajari oleh Rudolf Wagner yang menemukan
bahwa berat otaknnya adalah 1,492 gram dan bagian area cerebral-nya seluas
219,588 milimeter persegi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Riwayat
Keilmuan Carl Friedrich Gauss
Carl Friedich Gauss (1977-1855) adalah
seorang ahli matematika dan ilmuwan dari Jerman. Gauss yang kadang-kadang
dijuluki “Pangeran Ahli Matematika”. Disejajarkan dengan Isaac Newton dan
Archimedes sebagai salah satu dari tiga ahli matematika yang terbesar yang
pernah ada. (Febryan, 2013).
Dalam
seluruh sejarah matematika, tidak pernah ada seorang anak yang begitu cepat
berkembang sebagaimana Carl Friedrich Gauss yang dengan usahanya sendiri
menyelesaikan dasar aritmetika sebelum ia dapat berbicara.
Pada suatu hari saat ia bahkan belum
berusia tiga tahun, melalui cara dramatis orang tuanya mulai menyadari
kejeniusan Carl Friedrich Gauss. Ketika itu ayahnya tengah menyiapkan gaji
mingguan untuk para buruh bawahannya, dan Gauss memperhatikan dengan diam-diam
dari pojok ruangan. Setelah perhitungan yang panjang dan membosankan. Gauss
tiba-tiba memberi tahu ayahnya bahwa terdapat kesalahan dalam perhitungannya
dan memberikan jawaban yang benar, yang diperoleh hanya dengan memikirkannya
(tanpa menulisnya). Yang mengherankan orang tuanya adalah setelah diperiksa
ternyata perhitungannya benar.
Cerita lain yang terkenal dan apa yang
telah diceritakan oleh kebanyakan orang. Menurut sebuah cerita, pada umur 10
tahun Carl friedrich Gauss dengan mudah menjawab dalam beberapa detik soal yang
diberikan gurunya. Ia membuat gurunya dan Martin Bartels asistennya
terkagum-kagum dengan memberikan rumus untuk menghitung jumlah suatu deret
aritmatika berupa perhitungan deret 1+2+3+4+….100. metoda yang mengira daftar
angka-angka dari 1 sampai 100 adalah penambahan yang berurut memasangkan
terminology dari kebalikan yang tiaada batas dan hasil jumlah yang serupa
:1+100=101, 2+99=101 dan seterusnya. Meski cerita ini hamper sepenuhnya benar,
soal yang diberikan gurunya sebenarnya lebih sulit dari itu.
Karena bapaknya menginginkan dia untuk
mengikuti langkahnya menjadi tukang batu, ia bukan orang yang mendukung
kepandaiannya di bidang ilmu pengetahuan dan matematika. Gausss terutama
didukung oleh ibunya di bidang ini dan oleh Duke dari Braunschweig, yang
menghadiahi Gauss suatu beasiswa Colllegiumcarolinum (sekarang Technische
University Braunschweig), ia mengikutinya dari tahun 1792 sampai tahun 1795 dan
setelah itu ia melanjutkan ke University Gottingen dari tahun 1795 sampai 1798.
Selagi di universitas gauss menemukan kembali beberapa theorema. Terobosannya
yang terjadi di tahun 1796 ketika ia bisa menunjukkan bahwa semua sudut banyak
dengan sejumlah sisi mana adalah suatu format utama dan sebagai konsekuensi,
segi banyak itu dengan manapun jumlah sisi, yang mana adalah jumlah produk dari
format terpisah yang utama dan suatu
kekuatan dapat dibangun oleh sudut dan garis.
Ini adalah suatu penemuan yang utama di
suatu bidang yang penting tentang matematika, permasalahan konstruksi yang
telah para ahli matematika duduki sejak hari Ancient Greeks, dan penemuan yang
pada akhirnya membawa Gauss untuk memilih matematika sebagai ganti ilmu
bahasa-bahasa sebagai kariernya. Gauss menjadi sangat senang oleh hasil ini
yang ia meminta suatu heptadecagon yang regular terukir di batu nisannya.
Tukang batu yang merosot menyatakan bahwa konstruksi yang sulit akan sangat
penting kelihatan seperti suatu lingkaran.
Gauss
adalah ilmuwan dalam berbagai bidang: matematika, fisika dan astronomi. Bidang
analisis dan geometri menyumbang banyak sekali sumbangan-sumbangan pikiran
Gauss dalam matematika. Kalkulus (termasuk limit) ialah salah satu bidang
analisis yang juga menarik perhatiannya.
Tahun 1796 adalah tahun paling produktif
untuk teori tentang angka dan jumlah yang dikuasai Gauss. Ia menemukan suatu
konstruksi dari heptadecagon (30 Maret). Ia menemukan perhitungan yang modular,
sangat menyederhanakan manipulasi dalam jumlah theorema. Ia menjadi yang
pertama membuktikan hukum hal timbal balik kuadrat (8 April). Ini sungguh
peraturan umum mengijinkan para ahli matematika untuk menentukan kemampuan
tentang segala persamaan kuadrat di perhitungan yang modular.
Dalil bilangan prima menduga (31 Mei),
member suatu pemahaman yang baik bagaimana bilangan prima dibagikan dibagikan
di antara bilangan bulat. Gauss juga menemukan bahwa tiap-tiap bilangan bulat
yang positif adalah bisa menghadirkan sebagai penjumlahan dari paling banyak
tiga angka yang bersegi tiga (10 Juli) dan di catatan buku kaki buku hariannya
ada kata-kata yang terkenal,”Heureka! Num=.+.+..”. Tangga l Oktober ia menerbitkan suatu hasil
pada banyaknya solusi dari polynomials dengan koefisien di bidang yang
terbatas.Pada tahun 1799 setelah menerima gelar, Gauss kembali ke Brunswick
dari pengembaraan studynya. Dia lulus doctoral dari Universitas Helmstedt
dengan disertasi tentang teori dasar aljabar.
Pada tahun 1801, memberikan beberapa
kontribusi penting ke dalam Matematika, dengan bukunya Disquisitiones Arithmaticae, yang memperkenalkan sebuah simbol Ξ
untuk pencocokan dan digunakan pada sebuah presentasi Modular Arithmatic
memberikan 2 buah bukti tentang hukum Quadratic Reciprocity.
Pada tahun yang sama seorang Astronomi asal Italia, Giuseppe
Piazzi menemukan planet kecil yang diberi nama Ceres. Piazzi hanya mampu
melacak Ceres selama 3 bulan, mengikutinya pada 3 derajat sepanjang langit malam.
Lalu planet itu menghilang secara sementara dibalik matahari. Beberapa bulan
kemudian saat Ceres seharusnya muncul lagi, Piazzi tidak bisa menemukannya.
Gauss yang mendengar hal ini
langsung mencoba memecahkan permasalahannya. Setelah 3 bulan yang intens dengan
penelitian, dia akhirnya bisa mempridiksi posisi Ceres pada Desember 1801,
hampir setahun setelah pertama kali ditemukan, dan ternyata penilitian Gauss
memiliki keakuratan hinggi setengah derajat saat Ceres ditemukan lagi oleh
Franz Xaver Von Zach.
Zach mengatakan, ‘Tanpa pengetahuan
dan perhitungan dari Gauss, kita tidak mungkin menemukan planet Ceres lagi’.
Meskipun Gauss bilang bahwa dia melakukan hal tersebut semata – mata karena
dukungan finansial dari Duke, dia meragukan aturan tersebut, dan tidak percaya
bahwa murni matematika tidaklah cukup untuk mendukungnya. Meskipun begitu, ia
ditunjuk menjadi Professor dibidang Astronomi dan menjadi Direktur Pusat
Observasi Astronomi di Gottingen, sebuah posisi yang dia jabat hingga akhir
masanya.
Pada tahun 1818 Gauss menggunakan
kemampuan berhitungnya untuk penggunaan praktik, menggunakannya untuk Survey
Geodesis di Kerajaan Hanover. Untuk membantu survey tersebut, dia menciptakan
sebuah alat bernama Heliotrope, sebuah alat yang menggunakan kaca untuk
memantulkan cahaya matahari menuju sebuah tempat yang sangat jauh, untuk
mengukur posisi tempat tersebut. Pada tahun 1821, dia diangkat menjadi anggota
Royal Swedish Academy of Science.
Pada tahun 1831, Carl Friedrich
Gauss membentuk sebuah kolaborasi yang menguntungkan dengan seorang professor
fisika bernama Wilhelm Weber, dimana mereka menemukan sebuah pengetahuan baru
tentang Magnetisme (termasuk penggunaan magnet berdasarkan berat, waktu, dan
panjang) dan penemuan Hukum Sirkuit Kirchoff pada bidang elektronik.
Pada tahun 1840, Gauss menerbitkan
bukunya yang paling berpengaruh, Diopstriche
, dimana dia memberikan analisis sistematis yang pertama pada formasi gambar
dibawah Paraxial Approximation. Diantara beberapa hasil Gauss, dia menunjukkan
dibawah pendekatan paraxial , sebuah sistem optik dapat dikarakteristikan
berdasarkan posisi kardinal-nya, dan dia memberikan Formula Lensa Gauss.
B. Manfaat
Ilmu dari Carl Friedrich Gauss
Carl Friedrich Gauss mengatakan
matematika sebagai “Ratunya Ilmu Pengetahuan”. Di dalam bahasa aslinya, Latin
Regina Scientiarum, juga di dalam bahasa Jerman Konigin der Wissenschaften,
kata yang bersesuaian dengan ilmu pengetahuan berarti (lapangan)
pengetahuan.
Jelas ini pun arti asli dalam bahasa Inggris dan tiada keraguan bahwa
matematika di dalam konteks ini adalah sebuah ilmu pengetahuan.
Matematika
sebenarnya adalah ilmu yang melayani segala ilmu. Dengan adanya matematika,
semula yang dianggap masalah tidak bisa dipecahkan, maka matematika bisa
menjawabnya dengan mudah. (Murtopo, 2015).
Tak
hanya masalah yang berkaitan dengan hitung-menghitung saja yang dilayani oleh
matematika. Sebut saja statistik tentang tindak kriminal, masalah pelayanan
social juga membutuhkan matematika. Tak luput juga dunia kedokteran,
pendidikan, dan lain-lain juga membutuhkan matematika. Oleh karena itu setiap
jenjang pendidikan selalu ada pelajaran matematika. Di jurusan apapun di
universitas, mata kuliah yang berkaitan dengan matematika selalu diajarkan.
Banyak sekali manfaat dari ilmu
matematika dan kebanyakan dapat dipraktekkan langsung dalam kehidupan
sehari-hari. Istilah jembatan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pantas
dilontarkan kepada ilmu matematika. Sebagai contoh, kemajuan yang pesat
sekarang pada bidang informasi dan tekhnologi luar angkasa bisa dikatakan
karena kemajuan ilmu fisika. Tetapi fisika tanpa matematika sama saja dengan
manusia tanpa tangan dan kaki, ia hanya siap bekerja namun tidak dapat
melakukannya.
Dalam perkembangan teknologi
informatika, matematika memberikan kontribusi tersendiri. Berbagai aplikasi dan
program di computer tidak lepas dari penerapan ilmu matematika. Tekhnologi yang
semakin berkembang ini menunjukkan perkembangan manusia dalam menerapkan
aplikasi matematika dalam mengembangkan bidang lain.
Semakin banyaknya orang yang mendambakan kepraktisan
mengakibatkan trend penyakit bergerser ke arah tumor dan kanker. Untuk kanker
sendiri, penyebab utamanya adalah zat karsinogenik yang biasanya terbentuk oleh
makanan yang bersentuhan dengan api secara langsung, banyak dijumpai pada
makanan yang dibakar. Ayam bakar dan kawan-kawan memang lezat, namun kita tetap
harus menjaga diri dari penyakit kanker. Berkembangnya teknologi kedokteran
menjadikan pengobatan kanker yang tadinya menggunakan kemoterapi (yang sakitnya
minta ampun), beralih ke pengobatan dengan high
energy inonizing radiation yang
relatif lebih cepat, lebih efektif dan lebih nyaman (meskipun lebih mahal), salah satunya sinar-X, karena tidak
mungkin tubuh manusia di bongkar pasang.
Lantas, dimana matematika berperan? Matematika berperan dalam menghitung volume kanker. dan koordinat-koordinatnya dengan penerapan kalkulus (bisa integral cakram, cincin, lipat 2, bahakan lipat 3), karena umumnya sel kanker tidak mungkin bebentuk prisma, tabung, kerucut atau limas yang mudah sekali dihitung volumenya. Pasca itu dokter spesialis onkologi radiasi akan menghitung persamaan intensitas laser yang digunakan (salah hitung bisa bahaya, misal kasus pada kanker (maaf) payudara, kalau salah beberapa mm saja, atau intensitasnya kelebihan sedikit ada peluang kena jantung tuh laser, kalau intensitas kurang, sel kanker mungkin bisa jadi kebal). Memang tidak semua dokter spesialis onkologi radiasi dibantu oleh ahli dosimetri, yang matematikanya jago banget.
Lantas, dimana matematika berperan? Matematika berperan dalam menghitung volume kanker. dan koordinat-koordinatnya dengan penerapan kalkulus (bisa integral cakram, cincin, lipat 2, bahakan lipat 3), karena umumnya sel kanker tidak mungkin bebentuk prisma, tabung, kerucut atau limas yang mudah sekali dihitung volumenya. Pasca itu dokter spesialis onkologi radiasi akan menghitung persamaan intensitas laser yang digunakan (salah hitung bisa bahaya, misal kasus pada kanker (maaf) payudara, kalau salah beberapa mm saja, atau intensitasnya kelebihan sedikit ada peluang kena jantung tuh laser, kalau intensitas kurang, sel kanker mungkin bisa jadi kebal). Memang tidak semua dokter spesialis onkologi radiasi dibantu oleh ahli dosimetri, yang matematikanya jago banget.
Para ilmuwan matematika (matematikawan)
termasuk Carl Friedrich Gauss telah mengembangkan berbagai cabang ilmu
matematika, salah satunya adalah ilmu statistika. Statistika adalah ilmu yang
mempelajari bagimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi dan mempersentasikan data, sedang
statistik adalah data, informasi atau hasil penerapan algortima statistika pada
suatu data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan
atau mendeskripsikan data, ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar
konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas.
Manfaat statistika dalam kehidupan
sehari-hari sangat beragam sebagai contoh sederhana:
a. Bagi ibu-ibu rumah tangga mungkin tanpa
disadari mereka telah menerapkan statiska. Dalam membelanjakan uang untuk
kebutuhan keluarganya sering melakukan perhitungan untung rugi, berapa jumlah
uang yang harus dikeluarkan setiap bulannya untuk uang belanja, listrik, dll.
b. Sebagai mahasiswa, selain statistika
dipelajari secara formal sebenarnya kita sudah menggunakannya dalam perhitungan
Indeks prestasi.
c. Dalam dunia bisnis, para pemain
saham atau pengusaha sering menerapkan statistika untuk memperoleh keuntungan.
Seperti peluang untuk menanamkan saham.
d. Sedangkan dalam bidang industri,
statistika sering digunakan untuk menentukan keputusan. Contohnya berapa jumlah
produk yang harus diproduksi dalam sehari berdasarkan data historis perusahaan,
apakah perlu melakukan pengembangan produk atau menambah varian produk, perlu
tidaknya memperluas cabang produksi, dll.
Dalam perkembangan ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) saat ini, bahwa ilmu statistika telah mempengaruhi hampir
seluruh aspek kehidupan manusia. Hampir semua kebijakan publik dan keputusan-keputusan
yang diambil oleh para pakar pendidikan atau para eksekutif(dalam ruang lingkup
ilmu mereka) didasarkan dengan metode statistika serta hasil analisis dan
interpretasi data, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Selanjutnya
statistika dapat digunakan sebagai alat komunikasi, yaitu sebagai penghubung
beberapa pihak yang menghsilkan data statistik atau berupa analisis statistis
sehingga beberapa pihak tersebut akan dapat mengambil keputusan melalui
informasi tersebut.
Jadi
statistika sebenarnya sangat penting bagi kita, dapat berguna dalam menentukan
keputusan meskipun kadangkala penggunaannya tidak kita sadari.
C. Etika
Keilmuan Yang Diterapkan Carl Friedrich Gauss
Ilmu bukanlah merupakan pengetahuan yang datang demikian saja sebagai barang
yang sudah jadi dan datang dari dunia khayal. Akan tetapi ilmu merupakan suatu
cara berpikir yang demikian dalam tentang sesuatu obyek yang khas dengan
pendekatan yang khas pula sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan yang ilmiah. Ilmiah dalam arti bahwa sistem dan struktur ilmu dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka. Disebabkan oleh karena itu pula ia
terbuka untuk diuji oleh siapapun. (Amelia, 2010).
Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang di dalam dirinya
memiliki karakteristik kritis, rasional, logis, obyektif, dan terbuka. Hal ini
merupakan suatu keharusan bagi seorang ilmuwan untuk melakukannya. Namun selain
itu juga masalah mendasar yang dihadapi ilmuwan setelah ia membangun suatu
bangunan yang kokoh kuat adalah masalah kegunaan ilmu bagi kehidupan manusia.
Memang tak dapat disangkal bahwa ilmu telah membawa manusia kearah perubahan
yang cukup besar. Akan tetapi dapatkah ilmu yang kokoh, kuat, dan mendasar itu
menjadi penyelamat manusia bukan sebaliknya. Disinilah letak tang-gung jawab
seorang ilmuwan, moral dan akhlak amat diperlukan. Oleh karenanya penting bagi
para ilmuwan memiliki sikap ilmiah.
Ilmuan dan keilmuan perlu didasarkan
pada sebuah sikap kesadaran etis yang kuat. Kesadaran etis dalam keilmuan
berlangsung, baik mulai dari tahap upaya pencaharian dan penentuan kebenaran
maupun sampai pada tahap penerapan hasilnya dalam bentuk pembangunan. Ciri etis
yang mendasari proses tersebut merupakan sebuah kategori moral keilmuan yang melandasi
sikap etis seorang ilmuwan. Sikap etis yang demikian bukan saja merupakan
sebuah jalan pemikiran bagi sang ilmuwan, tetapi justru lebih merupakan
totalitas jalan hidupnya, dalam sebuah tanggung jawab keilmuan yang utuh.
Etika keilmuan merupakan sesuatu
dorongan kejiwaan yang mempengaruhi dan menentukan bagaimana ilmuwan melakukan
kegiatan keilmuannya (memproses kebenaran dan menerapkan kebenaran keilmuan)
secara kritis dan bertanggung jawab. Dalam hal ini etika keilmuan sangat
berhubungan dengan semangat dan sikap bathin (kehendak bathin) para ilmuwan
yang bersifat tetap dalam dirinya untuk bersikap adil, benar, jujur,
bertanggung jawab, setia, dan tahan uji dalam mengembangkan ilmu, baik untuk
kepentingan keilmuan secara luas maupun untuk penerapannya dalam membangun
kehidupan. (Nafisah, 2015).
Manusia
disebut etis adalah manusia yang secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi
hajat hidupnya dalam rangka mewujudkan keseimbangan antara kepentingan pribadi
dengan orang lain, antara rohani dengan jasmani, dan sebagai makhluk
ciptaan-Nya. Dengan demikian, etika dibutuhkan sebagai pertimbangan pemikiran
yang kritis, yang dapat membedakan antara apa yang sah dan yang tidak sah,
membedakan apa yang benar dan apa yang tidak benar. (Ariana, 2015).
Sikap ilmiah harus dimiliki oleh setiap
ilmuwan. Hal ini disebabkan oleh karena sikap ilmiah adalah suatu sikap yang
diarahkan untuk mencapai suatu pengetahuan ilmiah yang bersifat obyektif. Sikap
ilmiah bagi seorang ilmuwan bukanlah membahas tentang tujuan dari ilmu,
melainkan bagaimana cara untuk mencapai suatu ilmu yang bebas dari prasangka
pribadi dan dapat dipertanggungjawabkan secara sosial untuk melestarikan dan
keseimbangan alam semesta ini, serta dapat dipertanggungawabkan kepada Tuhan. Artinya
selaras dengan kehendak manusia dengan kehendak Tuhan.
Intinya ilmuwan harus bersikap ilmiah
supaya hasil temuan dia dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan supaya
teori dia tidak mudah digulingkan oleh orang lain.
Secara umum sikap ilmiah yang perlu
dimiliki para ilmuwan menurut Abbas Hamami M., (1996) sedikitnya ada enam ,
yaitu:
a. Tidak ada rasa pamrih
(disinterstedness), artinya suatu sikap yang diarahkan untuk mencapai
pengetahuan ilmiah yang obyektif dengan menghilangkan pamrih atau kesenangan
pribadi.
b. Bersikap selektif, yaitu suatu sikap
yang tujuannya agar para ilmuwan mampu mengadakan pemilihan terhadap pelbagai
hal yang dihadapi. Misalnya hipotesis yang beragam, metodologi yang
masing-masing menunjukkan kekuatannya masing-masing atau cara penyimpulan yang
satu cukup berbeda walaupun masing-masing menunjukkan akurasinya.
c. Adanya rasa percaya yang layak baik
terhadap kenyataan maupun terhadap alat-alat indera serta budi (mind).
d. Adanya sikap yang berdasar pada
suatu kepercayaan (belief) dan dengan merasa pasti (conviction) bahwa setiap
pendapat atau teori yang terdahulu telah mencapai kepastian.
e. Adanya suatu kegiatan rutin bahwa
seorang ilmuwan harus selalu tidak puas terhadap penelitian yang telah
dilakukan, sehingga selalu ada dorongan untuk riset, dan riset sebagai
aktivitas yang menonjol dalam hidupnya. Seorang ilmuwan harus memiliki sikap
etis (akhlak) yang selalu berkehendak untuk mengembangkan ilmu untuk kemajuan
ilmu dan untuk kebahagiaan manusia, lebih khusus untuk pembangunan bangsa dan
negara.
Norma-norma umum bagi etika keilmuan sebagaimana yang
dipaparkan secara normatif berlaku bagi semua ilmuwan. Hal ini karena pada
dasarnya seorang ilmuwan tidak boleh terpengaruh oleh sistem budaya, sistem
politik, sistem tradisi, atau apa saja yang hendak menyimpangkan tujuan ilmu.
Tujuan ilmu yang dimaksud adalah objektivitas yang berlaku secara universal dan
komunal.
Disamping
sikap ilmiah berlaku secara umum tersebut, pada kenyataannya masih ada etika
keilmuan yang secara spesifik berlaku bagi kelompok-kelompok ilmuwan tertentu.
Misalnya, etika kedokteran, etika bisnis, etika politisi, serta etika-etika
profesi lainnya yang secara normatif berlaku dan dipatuhi oleh kelompoknya itu.
Taat asas dan kepatuhan terhadap norma-norma etis yang berlaku bagi para
ilmuwan diharapkan akan menghilangkan kegelisahan serta ketakutan manu-sia
terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Bahkan diharapkan manusia akan
semakin percaya pada ilmu yang membawanya pada suatu keadaan yang membahagiakan
dirinya sebagai manusia. Hal ini sudah barang tentu jika pada diri para ilmuwan
tidak ada sikap lain kecuali pencapaian obyektivitas dan demi kemajuan ilmu
untuk kemanusiaan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Carl Friedrich Gauss adalah seorang ahli
Matematika dan Fisika yang berasal dari Jerman. Dia berkontribusi
di banyak bidang, yaitu pada Teori Angka, Aljabar, Statistik, Analisis,
Perbedaan Geometri, Geo-Fisika, Elektrostatik, Astronomy, dan Optik
Dia
juga adalah bagian penting dalam sejarah kemajuan Matematika di dunia. Dia
pernah bilang bahwa Matematika adalah ‘Ratunya Ilmu Pengetahuan’. Karena itu beliau
disebut sebagai ‘Princeps Mathematicorum’atau Pangerannya Matematika
Tahun 1976 merupakan tahun paling produktif baik bagi Gauss maupun bagi
Teori Angka. Dalam desertasi doktoralnya Gauss memberikan bukti lengkap pertama
teori-teori dasar aljabar yang menyatakan bahwa setiap persamaan polynomial
memiliki solusi sebanyak pangkatnya. Sedangkan dalam bidang fisika ia
memberikan sumbangan yang besar terhadap teori lensa dan gerakan kapiler, dan
bersama Wilhelm Weber ia mengerjakan pekerjaan penting dalam bidang
elektromagnetisme, magnetometer bifilar dan elektrograf.
Norma-norma umum bagi etika keilmuan sebagaimana yang dipaparkan secara normatif
berlaku bagi semua ilmuwan. Hal ini karena pada dasarnya seorang ilmuwan tidak
boleh terpengaruh oleh sistem budaya, sistem politik, sistem tradisi, atau apa
saja yang hendak menyimpangkan tujuan ilmu.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Dpramiesti,
W. 2013. Tematikaku
http://kawantematika.blogspot.co.id/2013/03/carl-friedrich-gauss-1777-1855-yang.html?m=1
(diakses tanggal 3 Desember 2015)
·
Fathurrohman, M. 2014. Biografi Carl Friedrich
Gauss-Penemu Teori Bilangan
https://blogpenemu.blogspot.co.id/2014/06/biografi-carl-friedrich-gauss-penemu-Teori-Bilangan.html?m=1 (diakses tanggal 3 Desember 2015)
·
Febryan,
R. 2013. Johann Carl Friedrich Gauss Biografi
(diakses
tanggal 5 Desember 2015)
·
Murtopo, C. 2015. Matematikawan
·
Amelia, P. 2010. Sifat Ilmiah Ilmuwan
http://priscaameliapica.blogspot.co.id/2010/06/sifat-ilmiah-ilmuan.html?m=1
(diakses tanggal 7 Desember 2015)
·
Nafisah, L. 2015. Etika Keilmuan
http://luluatunnafisah24.blogspot.co.id/2015/05/etika-keilmuwan.html?m=1
(diakses tanggal 7 Desember 2015)
·
Ariana, Y. 2015. Etika Keilmuan dan
Filsafat Ilmu
http://akusayangyana.blogspot.co.id/2015/01/etika-keilmuan-mata-kuliah-filsafat_24.html?m=1
(diakses tanggal 7 Desember 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar