Selasa, 15 Desember 2015

Ilmuwan (Carl Friedrich Gauss)



MAKALAH TENTANG ILMUWAN
“Johann Carl Friedrich Gauss”



 DISUSUN OLEH:

   NAMA        : ASRIKAWATI 
  NIM            : 1503407003
  PRODI        : MATEMATIKA  








BAB I
PENDAHULUAN

 Latar Belakang

       Johann Carl Friedrich Gauss (juga dieja Gauss) adalah seorang ahli Matematika dan Fisika yang berasal dari Jerman. Dia lahir pada 30 April 1777 di Braunschweig (Brunswick) di Kadipaten Braunschweig-Wolfenbuttel, sekarang bagian dari Lower Saxony, Jerman sebagai anak miskin kelas pekerja orang tua. Ia beragama Kristen dan ditetapkan dalam suatu gereja dekat sekolah. (Dpramiesti, 2013).
       Memang ibunya buta huruf dan tidak pernah mencatat tanggal kelahirannya, mengingat hanya itu dia lahir pada hari Rabu delapan hari sebelum pesta Kenaikan, yang itu sendiri terjadi 40 hari setelah Paskah. Ayahnya adalah seorang pecinta kerja buruh yang sangat keras kepala  dan tidak percaya pada pendidikan formal, yang melakukan segala sesuatunya yang dia bisa untuk mencegah Gauss pergi ke sekolah, meskipun ibunya tidak memiliki pendidikan yang baik, namun Gauss dalam studinya selalu membuat bangga orang tuanya, dia selalu membuat prestasi sampai hari kematianya di usia 97 tahun.
       Carl Friedrich Gauss adalah matematikawan, astronom, dan fisikawan Jerman yang memberikan beragam kontribusi termasuk teori bilangan aljabar, statistic, analisis, geometri deferensial, geodesi, geofisika, elektrostatika, astronomi, dan optik. (Fathurrohman, 2014).
       Carl Friedrich Gauss sering disebut juga ‘Princeps Mathematicorum’atau Pangerannya Matematika. Dia juga adalah bagian penting dalam sejarah kemajuan matematika di dunia. Dia pernah bilang bahwa matematika adalah ‘Ratunya Ilmu Pengetahuan’. Banyak cerita mengenai kemampuannya memecahkan hal-hal yang dipecahkan saat dia masih kecil. Saat umurnya belum genap 3 tahun, ia telah mampu mengoreksi kesalahan daftar gaji tukang batu ayahnya. Ia mengoreksi secara mental dan tanpa kesalahan kalkulasinya.
       Menurut sebuah cerita, pada umur 10 tahun, ia membuat gurunya terkagum-kagum dengan memberikan rumus untuk menghitung jumlah suatu deret aritmatika berupa penghitungan deret 1+2+3+...+100.
Meski cerita ini hampir sepenuhnya benar, soal yang diberikan gurunya sebenarnya lebih sulit dari itu. Sebagai salah satu matematikawan terbesar sepanjang masa, selain Archimedes dan Isaac Newton, Gauss melakukan penelitiannya di observatorium astronomi di Gottingen, kota kecil di jantung jerman.
       Gauss memberikan beragam kontribusi yang variatif pada bidang matematika. Bidang analisis dan geometri mengandung banyak sekali sumbangan-sumbangan pikiran Gauss, ide geometri non Euclidis ia garap pada tahun 1797. Tahun 1799 menyumbangkan tesis doktornya mengenai Teorema Dasar Aljabar. Pada tahun 1800 berhasil menciptakan metode kuadrat terkecil . Dan pada tahun 1801 berhasil menjawab pertanyaan yang berusia 2000 tahun dengan membuat polygon 17 sisi memakai penggaris dan kompas. Di tahun ini juga menerbitkan Disquisitiones Arithmeticae, sebuah karya klasik tentang teori bilangan yang paling berpengaruh sepanjang masa. Gauss menghabiskan hampir seluruh hidupnya di Gottingen.
        Pada tahun 1855, Gauss meninggal di Gottingen, dan dikubur di Albanifriedhof. 2 orang memberikan pidato pemakamannya, yang pertama adalah anak angkatnya, Heinrich Edward, dan wolfgang Sartorius von Walterhausen, dimana dia adalah teman dekat Gauss dan seorang penulis biografi. Otaknya disimpan dan dipelajari oleh Rudolf Wagner yang menemukan bahwa berat otaknnya adalah 1,492 gram dan bagian area cerebral-nya seluas 219,588 milimeter persegi.




BAB II
PEMBAHASAN

A.        Riwayat Keilmuan Carl Friedrich Gauss
       Carl Friedich Gauss (1977-1855) adalah seorang ahli matematika dan ilmuwan dari Jerman. Gauss yang kadang-kadang dijuluki “Pangeran Ahli Matematika”. Disejajarkan dengan Isaac Newton dan Archimedes sebagai salah satu dari tiga ahli matematika yang terbesar yang pernah ada. (Febryan, 2013).
Dalam seluruh sejarah matematika, tidak pernah ada seorang anak yang begitu cepat berkembang sebagaimana Carl Friedrich Gauss yang dengan usahanya sendiri menyelesaikan dasar aritmetika sebelum ia dapat berbicara.
       Pada suatu hari saat ia bahkan belum berusia tiga tahun, melalui cara dramatis orang tuanya mulai menyadari kejeniusan Carl Friedrich Gauss. Ketika itu ayahnya tengah menyiapkan gaji mingguan untuk para buruh bawahannya, dan Gauss memperhatikan dengan diam-diam dari pojok ruangan. Setelah perhitungan yang panjang dan membosankan. Gauss tiba-tiba memberi tahu ayahnya bahwa terdapat kesalahan dalam perhitungannya dan memberikan jawaban yang benar, yang diperoleh hanya dengan memikirkannya (tanpa menulisnya). Yang mengherankan orang tuanya adalah setelah diperiksa ternyata perhitungannya benar.
       Cerita lain yang terkenal dan apa yang telah diceritakan oleh kebanyakan orang. Menurut sebuah cerita, pada umur 10 tahun Carl friedrich Gauss dengan mudah menjawab dalam beberapa detik soal yang diberikan gurunya. Ia membuat gurunya dan Martin Bartels asistennya terkagum-kagum dengan memberikan rumus untuk menghitung jumlah suatu deret aritmatika berupa perhitungan deret 1+2+3+4+….100. metoda yang mengira daftar angka-angka dari 1 sampai 100 adalah penambahan yang berurut memasangkan terminology dari kebalikan yang tiaada batas dan hasil jumlah yang serupa :1+100=101, 2+99=101 dan seterusnya. Meski cerita ini hamper sepenuhnya benar, soal yang diberikan gurunya sebenarnya lebih sulit dari itu.
       Karena bapaknya menginginkan dia untuk mengikuti langkahnya menjadi tukang batu, ia bukan orang yang mendukung kepandaiannya di bidang ilmu pengetahuan dan matematika. Gausss terutama didukung oleh ibunya di bidang ini dan oleh Duke dari Braunschweig, yang menghadiahi Gauss suatu beasiswa Colllegiumcarolinum (sekarang Technische University Braunschweig), ia mengikutinya dari tahun 1792 sampai tahun 1795 dan setelah itu ia melanjutkan ke University Gottingen dari tahun 1795 sampai 1798. Selagi di universitas gauss menemukan kembali beberapa theorema. Terobosannya yang terjadi di tahun 1796 ketika ia bisa menunjukkan bahwa semua sudut banyak dengan sejumlah sisi mana adalah suatu format utama dan sebagai konsekuensi, segi banyak itu dengan manapun jumlah sisi, yang mana adalah jumlah produk dari format terpisah  yang utama dan suatu kekuatan dapat dibangun oleh sudut dan garis.
     Ini adalah suatu penemuan yang utama di suatu bidang yang penting tentang matematika, permasalahan konstruksi yang telah para ahli matematika duduki sejak hari Ancient Greeks, dan penemuan yang pada akhirnya membawa Gauss untuk memilih matematika sebagai ganti ilmu bahasa-bahasa sebagai kariernya. Gauss menjadi sangat senang oleh hasil ini yang ia meminta suatu heptadecagon yang regular terukir di batu nisannya. Tukang batu yang merosot menyatakan bahwa konstruksi yang sulit akan sangat penting kelihatan seperti suatu lingkaran.
Gauss adalah ilmuwan dalam berbagai bidang: matematika, fisika dan astronomi. Bidang analisis dan geometri menyumbang banyak sekali sumbangan-sumbangan pikiran Gauss dalam matematika. Kalkulus (termasuk limit) ialah salah satu bidang analisis yang juga menarik perhatiannya.
       Tahun 1796 adalah tahun paling produktif untuk teori tentang angka dan jumlah yang dikuasai Gauss. Ia menemukan suatu konstruksi dari heptadecagon (30 Maret). Ia menemukan perhitungan yang modular, sangat menyederhanakan manipulasi dalam jumlah theorema. Ia menjadi yang pertama membuktikan hukum hal timbal balik kuadrat (8 April). Ini sungguh peraturan umum mengijinkan para ahli matematika untuk menentukan kemampuan tentang segala persamaan kuadrat di perhitungan yang modular.
       Dalil bilangan prima menduga (31 Mei), member suatu pemahaman yang baik bagaimana bilangan prima dibagikan dibagikan di antara bilangan bulat. Gauss juga menemukan bahwa tiap-tiap bilangan bulat yang positif adalah bisa menghadirkan sebagai penjumlahan dari paling banyak tiga angka yang bersegi tiga (10 Juli) dan di catatan buku kaki buku hariannya ada kata-kata yang terkenal,”Heureka! Num=.+.+..”.  Tangga l Oktober ia menerbitkan suatu hasil pada banyaknya solusi dari polynomials dengan koefisien di bidang yang terbatas.Pada tahun 1799 setelah menerima gelar, Gauss kembali ke Brunswick dari pengembaraan studynya. Dia lulus doctoral dari Universitas Helmstedt dengan disertasi tentang teori dasar aljabar.
       Pada tahun 1801, memberikan beberapa kontribusi penting ke dalam Matematika, dengan bukunya Disquisitiones Arithmaticae, yang memperkenalkan sebuah simbol Ξ untuk pencocokan dan digunakan pada sebuah presentasi Modular Arithmatic memberikan 2 buah bukti tentang hukum Quadratic Reciprocity.
Pada tahun yang sama  seorang Astronomi asal Italia, Giuseppe Piazzi menemukan planet kecil yang diberi nama Ceres. Piazzi hanya mampu melacak Ceres selama 3 bulan, mengikutinya pada 3 derajat sepanjang langit malam. Lalu planet itu menghilang secara sementara dibalik matahari. Beberapa bulan kemudian saat Ceres seharusnya muncul lagi, Piazzi tidak bisa menemukannya.
Gauss yang mendengar hal ini langsung mencoba memecahkan permasalahannya. Setelah 3 bulan yang intens dengan penelitian, dia akhirnya bisa mempridiksi posisi Ceres pada Desember 1801, hampir setahun setelah pertama kali ditemukan, dan ternyata penilitian Gauss memiliki keakuratan hinggi setengah derajat saat Ceres ditemukan lagi oleh Franz Xaver Von Zach.
Zach mengatakan, ‘Tanpa pengetahuan dan perhitungan dari Gauss, kita tidak mungkin menemukan planet Ceres lagi’. Meskipun Gauss bilang bahwa dia melakukan hal tersebut semata – mata karena dukungan finansial dari Duke, dia meragukan aturan tersebut, dan tidak percaya bahwa murni matematika tidaklah cukup untuk mendukungnya. Meskipun begitu, ia ditunjuk menjadi Professor dibidang Astronomi dan menjadi Direktur Pusat Observasi Astronomi di Gottingen, sebuah posisi yang dia jabat hingga akhir masanya.
       Pada tahun 1818 Gauss menggunakan kemampuan berhitungnya untuk penggunaan praktik, menggunakannya untuk Survey Geodesis di Kerajaan Hanover. Untuk membantu survey tersebut, dia menciptakan sebuah alat bernama Heliotrope, sebuah alat yang menggunakan kaca untuk memantulkan cahaya matahari menuju sebuah tempat yang sangat jauh, untuk mengukur posisi tempat tersebut. Pada tahun 1821, dia diangkat menjadi anggota Royal Swedish Academy of Science.
Pada tahun 1831, Carl Friedrich Gauss membentuk sebuah kolaborasi yang menguntungkan dengan seorang professor fisika bernama Wilhelm Weber, dimana mereka menemukan sebuah pengetahuan baru tentang Magnetisme (termasuk penggunaan magnet berdasarkan berat, waktu, dan panjang) dan penemuan Hukum Sirkuit Kirchoff pada bidang elektronik.
       Pada tahun 1840, Gauss menerbitkan bukunya yang paling berpengaruh, Diopstriche , dimana dia memberikan analisis sistematis yang pertama pada formasi gambar dibawah Paraxial Approximation. Diantara beberapa hasil Gauss, dia menunjukkan dibawah pendekatan paraxial , sebuah sistem optik dapat dikarakteristikan berdasarkan posisi kardinal-nya, dan dia memberikan Formula Lensa Gauss.

B.        Manfaat Ilmu dari Carl Friedrich Gauss
       Carl Friedrich Gauss mengatakan matematika sebagai “Ratunya Ilmu Pengetahuan”. Di dalam bahasa aslinya, Latin Regina Scientiarum, juga di dalam bahasa Jerman Konigin der Wissenschaften, kata yang bersesuaian dengan ilmu pengetahuan berarti (lapangan)
pengetahuan. Jelas ini pun arti asli dalam bahasa Inggris dan tiada keraguan bahwa matematika di dalam konteks ini adalah sebuah ilmu pengetahuan.
        Matematika sebenarnya adalah ilmu yang melayani segala ilmu. Dengan adanya matematika, semula yang dianggap masalah tidak bisa dipecahkan, maka matematika bisa menjawabnya dengan mudah. (Murtopo, 2015).
Tak hanya masalah yang berkaitan dengan hitung-menghitung saja yang dilayani oleh matematika. Sebut saja statistik tentang tindak kriminal, masalah pelayanan social juga membutuhkan matematika. Tak luput juga dunia kedokteran, pendidikan, dan lain-lain juga membutuhkan matematika. Oleh karena itu setiap jenjang pendidikan selalu ada pelajaran matematika. Di jurusan apapun di universitas, mata kuliah yang berkaitan dengan matematika selalu diajarkan.
       Banyak sekali manfaat dari ilmu matematika dan kebanyakan dapat dipraktekkan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Istilah jembatan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pantas dilontarkan kepada ilmu matematika. Sebagai contoh, kemajuan yang pesat sekarang pada bidang informasi dan tekhnologi luar angkasa bisa dikatakan karena kemajuan ilmu fisika. Tetapi fisika tanpa matematika sama saja dengan manusia tanpa tangan dan kaki, ia hanya siap bekerja namun tidak dapat melakukannya.
       Dalam perkembangan teknologi informatika, matematika memberikan kontribusi tersendiri. Berbagai aplikasi dan program di computer tidak lepas dari penerapan ilmu matematika. Tekhnologi yang semakin berkembang ini menunjukkan perkembangan manusia dalam menerapkan aplikasi matematika dalam mengembangkan bidang lain.
       Semakin banyaknya orang yang mendambakan kepraktisan mengakibatkan trend penyakit bergerser ke arah tumor dan kanker. Untuk kanker sendiri, penyebab utamanya adalah zat karsinogenik yang biasanya terbentuk oleh makanan yang bersentuhan dengan api secara langsung, banyak dijumpai pada makanan yang dibakar. Ayam bakar dan kawan-kawan memang lezat, namun kita tetap harus menjaga diri dari penyakit kanker. Berkembangnya teknologi kedokteran menjadikan pengobatan kanker yang tadinya menggunakan kemoterapi (yang sakitnya minta ampun), beralih ke pengobatan dengan high energy inonizing radiation yang relatif lebih cepat, lebih efektif dan lebih nyaman (meskipun lebih mahal)salah satunya sinar-X, karena tidak mungkin tubuh manusia di bongkar pasang.
       Lantas, dimana matematika berperan? Matematika berperan dalam menghitung volume kanker. dan koordinat-koordinatnya dengan penerapan kalkulus (bisa integral cakram, cincin, lipat 2, bahakan lipat 3), karena umumnya sel kanker tidak mungkin bebentuk prisma, tabung, kerucut atau limas yang mudah sekali dihitung volumenya. Pasca itu dokter spesialis onkologi radiasi akan menghitung persamaan intensitas laser yang digunakan (salah hitung bisa bahaya, misal kasus pada kanker (maaf) payudara, kalau salah beberapa mm saja, atau intensitasnya kelebihan sedikit ada peluang kena jantung tuh laser, kalau intensitas kurang, sel kanker mungkin bisa jadi kebal). Memang tidak semua dokter spesialis onkologi radiasi dibantu oleh ahli dosimetri, yang matematikanya jago banget.
       Para ilmuwan matematika (matematikawan) termasuk Carl Friedrich Gauss telah mengembangkan berbagai cabang ilmu matematika, salah satunya adalah ilmu statistika. Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis,  menginterpretasi dan mempersentasikan data, sedang statistik adalah data, informasi atau hasil penerapan algortima statistika pada suatu data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan data, ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas.
Manfaat statistika dalam kehidupan sehari-hari sangat beragam sebagai contoh sederhana:
a.       Bagi ibu-ibu rumah tangga mungkin tanpa disadari mereka telah menerapkan statiska. Dalam membelanjakan uang untuk kebutuhan keluarganya sering melakukan perhitungan untung rugi, berapa jumlah uang yang harus dikeluarkan setiap bulannya untuk uang belanja, listrik, dll.
b.      Sebagai mahasiswa, selain statistika dipelajari secara formal sebenarnya kita sudah menggunakannya dalam perhitungan Indeks prestasi.
c.       Dalam dunia bisnis, para pemain saham atau pengusaha sering menerapkan statistika untuk memperoleh keuntungan. Seperti peluang untuk menanamkan saham.
d.      Sedangkan dalam bidang industri, statistika sering digunakan untuk menentukan keputusan. Contohnya berapa jumlah produk yang harus diproduksi dalam sehari berdasarkan data historis perusahaan, apakah perlu melakukan pengembangan produk atau menambah varian produk, perlu tidaknya memperluas cabang produksi, dll.
Dalam perkembangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini, bahwa ilmu statistika telah mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Hampir semua kebijakan publik dan keputusan-keputusan yang diambil oleh para pakar pendidikan atau para eksekutif(dalam ruang lingkup ilmu mereka) didasarkan dengan metode statistika serta hasil analisis dan interpretasi data, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Selanjutnya statistika dapat digunakan sebagai alat komunikasi, yaitu sebagai penghubung beberapa pihak yang menghsilkan data statistik atau berupa analisis statistis sehingga beberapa pihak tersebut akan dapat mengambil keputusan melalui informasi tersebut.
Jadi statistika sebenarnya sangat penting bagi kita, dapat berguna dalam menentukan keputusan meskipun kadangkala penggunaannya tidak kita sadari.

  
C.        Etika Keilmuan Yang Diterapkan Carl Friedrich Gauss
       Ilmu bukanlah merupakan pengetahuan yang datang demikian saja sebagai barang yang sudah jadi dan datang dari dunia khayal. Akan tetapi ilmu merupakan suatu cara berpikir yang demikian dalam tentang sesuatu obyek yang khas dengan pendekatan yang khas pula sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang ilmiah. Ilmiah dalam arti bahwa sistem dan struktur ilmu dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka. Disebabkan oleh karena itu pula ia terbuka untuk diuji oleh siapapun. (Amelia, 2010).
       Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang di dalam dirinya memiliki karakteristik kritis, rasional, logis, obyektif, dan terbuka. Hal ini merupakan suatu keharusan bagi seorang ilmuwan untuk melakukannya. Namun selain itu juga masalah mendasar yang dihadapi ilmuwan setelah ia membangun suatu bangunan yang kokoh kuat adalah masalah kegunaan ilmu bagi kehidupan manusia. Memang tak dapat disangkal bahwa ilmu telah membawa manusia kearah perubahan yang cukup besar. Akan tetapi dapatkah ilmu yang kokoh, kuat, dan mendasar itu menjadi penyelamat manusia bukan sebaliknya. Disinilah letak tang-gung jawab seorang ilmuwan, moral dan akhlak amat diperlukan. Oleh karenanya penting bagi para ilmuwan memiliki sikap ilmiah.
       Ilmuan dan keilmuan perlu didasarkan pada sebuah sikap kesadaran etis yang kuat. Kesadaran etis dalam keilmuan berlangsung, baik mulai dari tahap upaya pencaharian dan penentuan kebenaran maupun sampai pada tahap penerapan hasilnya dalam bentuk pembangunan. Ciri etis yang mendasari proses tersebut merupakan sebuah kategori moral keilmuan yang melandasi sikap etis seorang ilmuwan. Sikap etis yang demikian bukan saja merupakan sebuah jalan pemikiran bagi sang ilmuwan, tetapi justru lebih merupakan totalitas jalan hidupnya, dalam sebuah tanggung jawab keilmuan yang utuh.
       Etika keilmuan merupakan sesuatu dorongan kejiwaan yang mempengaruhi dan menentukan bagaimana ilmuwan melakukan kegiatan keilmuannya (memproses kebenaran dan menerapkan kebenaran keilmuan) secara kritis dan bertanggung jawab. Dalam hal ini etika keilmuan sangat berhubungan dengan semangat dan sikap bathin (kehendak bathin) para ilmuwan yang bersifat tetap dalam dirinya untuk bersikap adil, benar, jujur, bertanggung jawab, setia, dan tahan uji dalam mengembangkan ilmu, baik untuk kepentingan keilmuan secara luas maupun untuk penerapannya dalam membangun kehidupan. (Nafisah, 2015).
        Manusia disebut etis adalah manusia yang secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka mewujudkan keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan orang lain, antara rohani dengan jasmani, dan sebagai makhluk ciptaan-Nya. Dengan demikian, etika dibutuhkan sebagai pertimbangan pemikiran yang kritis, yang dapat membedakan antara apa yang sah dan yang tidak sah, membedakan apa yang benar dan apa yang tidak benar. (Ariana, 2015).
       Sikap ilmiah harus dimiliki oleh setiap ilmuwan. Hal ini disebabkan oleh karena sikap ilmiah adalah suatu sikap yang diarahkan untuk mencapai suatu pengetahuan ilmiah yang bersifat obyektif. Sikap ilmiah bagi seorang ilmuwan bukanlah membahas tentang tujuan dari ilmu, melainkan bagaimana cara untuk mencapai suatu ilmu yang bebas dari prasangka pribadi dan dapat dipertanggungjawabkan secara sosial untuk melestarikan dan keseimbangan alam semesta ini, serta dapat dipertanggungawabkan kepada Tuhan. Artinya selaras dengan kehendak manusia dengan kehendak Tuhan.
Intinya ilmuwan harus bersikap ilmiah supaya hasil temuan dia dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan supaya teori dia tidak mudah digulingkan oleh orang lain.
       Secara umum sikap ilmiah yang perlu dimiliki para ilmuwan menurut Abbas Hamami M., (1996) sedikitnya ada enam , yaitu:
a.       Tidak ada rasa pamrih (disinterstedness), artinya suatu sikap yang diarahkan untuk mencapai pengetahuan ilmiah yang obyektif dengan menghilangkan pamrih atau kesenangan pribadi.
b.      Bersikap selektif, yaitu suatu sikap yang tujuannya agar para ilmuwan mampu mengadakan pemilihan terhadap pelbagai hal yang dihadapi. Misalnya hipotesis yang beragam, metodologi yang masing-masing menunjukkan kekuatannya masing-masing atau cara penyimpulan yang satu cukup berbeda walaupun masing-masing menunjukkan akurasinya.
c.       Adanya rasa percaya yang layak baik terhadap kenyataan maupun terhadap alat-alat indera serta budi (mind).
d.      Adanya sikap yang berdasar pada suatu kepercayaan (belief) dan dengan merasa pasti (conviction) bahwa setiap pendapat atau teori yang terdahulu telah mencapai kepastian.
e.       Adanya suatu kegiatan rutin bahwa seorang ilmuwan harus selalu tidak puas terhadap penelitian yang telah dilakukan, sehingga selalu ada dorongan untuk riset, dan riset sebagai aktivitas yang menonjol dalam hidupnya. Seorang ilmuwan harus memiliki sikap etis (akhlak) yang selalu berkehendak untuk mengembangkan ilmu untuk kemajuan ilmu dan untuk kebahagiaan manusia, lebih khusus untuk pembangunan bangsa dan negara.
Norma-norma umum bagi etika keilmuan sebagaimana yang dipaparkan secara normatif berlaku bagi semua ilmuwan. Hal ini karena pada dasarnya seorang ilmuwan tidak boleh terpengaruh oleh sistem budaya, sistem politik, sistem tradisi, atau apa saja yang hendak menyimpangkan tujuan ilmu. Tujuan ilmu yang dimaksud adalah objektivitas yang berlaku secara universal dan komunal.
       Disamping sikap ilmiah berlaku secara umum tersebut, pada kenyataannya masih ada etika keilmuan yang secara spesifik berlaku bagi kelompok-kelompok ilmuwan tertentu. Misalnya, etika kedokteran, etika bisnis, etika politisi, serta etika-etika profesi lainnya yang secara normatif berlaku dan dipatuhi oleh kelompoknya itu. Taat asas dan kepatuhan terhadap norma-norma etis yang berlaku bagi para ilmuwan diharapkan akan menghilangkan kegelisahan serta ketakutan manu-sia terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Bahkan diharapkan manusia akan semakin percaya pada ilmu yang membawanya pada suatu keadaan yang membahagiakan dirinya sebagai manusia. Hal ini sudah barang tentu jika pada diri para ilmuwan tidak ada sikap lain kecuali pencapaian obyektivitas dan demi kemajuan ilmu untuk kemanusiaan.




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
       Carl Friedrich Gauss adalah seorang ahli Matematika dan Fisika yang berasal dari Jerman. Dia berkontribusi di banyak bidang, yaitu pada Teori Angka, Aljabar, Statistik, Analisis, Perbedaan Geometri, Geo-Fisika, Elektrostatik, Astronomy, dan Optik
Dia juga adalah bagian penting dalam sejarah kemajuan Matematika di dunia. Dia pernah bilang bahwa Matematika adalah ‘Ratunya Ilmu Pengetahuan’. Karena itu beliau disebut sebagai ‘Princeps Mathematicorum’atau Pangerannya Matematika
      Tahun 1976 merupakan tahun paling produktif baik bagi Gauss maupun bagi Teori Angka. Dalam desertasi doktoralnya Gauss memberikan bukti lengkap pertama teori-teori dasar aljabar yang menyatakan bahwa setiap persamaan polynomial memiliki solusi sebanyak pangkatnya. Sedangkan dalam bidang fisika ia memberikan sumbangan yang besar terhadap teori lensa dan gerakan kapiler, dan bersama Wilhelm Weber ia mengerjakan pekerjaan penting dalam bidang elektromagnetisme, magnetometer bifilar dan elektrograf.
       Norma-norma umum bagi etika keilmuan sebagaimana yang dipaparkan secara normatif berlaku bagi semua ilmuwan. Hal ini karena pada dasarnya seorang ilmuwan tidak boleh terpengaruh oleh sistem budaya, sistem politik, sistem tradisi, atau apa saja yang hendak menyimpangkan tujuan ilmu.
     


DAFTAR PUSTAKA

·         Dpramiesti, W. 2013. Tematikaku
     http://kawantematika.blogspot.co.id/2013/03/carl-friedrich-gauss-1777-1855-yang.html?m=1 (diakses tanggal 3 Desember 2015)

·          Fathurrohman, M. 2014. Biografi Carl Friedrich Gauss-Penemu Teori Bilangan

·         Febryan, R. 2013. Johann Carl Friedrich Gauss Biografi
(diakses tanggal 5 Desember 2015)

·         Murtopo, C. 2015. Matematikawan
     https://cauchymurtopo.wordpress.com/tag/carl-friedrich-gauss/ (diakses tanggal 9 Desember 2015)

·         Amelia, P. 2010. Sifat Ilmiah Ilmuwan

·         Nafisah, L. 2015. Etika Keilmuan

·         Ariana, Y. 2015. Etika Keilmuan dan Filsafat Ilmu